Samba Buruak-Buruak: Makanan Penghuni Dapur Minang

 

https://images.app.goo.gl/YLaK5b4KDaQ4LdU86

Minangkabau. Terkenal dengan masakannya yang mendunia, cara pengolahan tradisional dengan cita rasa dapur rumahan, serta kualitas rasanya. Disetiap meja dapur tradisional Minang, pasti pernah terhidang Samba Buruak-Buruak. Dalam bahasa Minang, Samba dapat berarti sebagai lauk pauk, sedangkan Buruak berarti sebagai ‘buruk atau jelek’. Walaupun berarti ‘buruk’, masakan ini bukan berarti memiliki rasa yang buruk. Hal ini hanya perumpamaan dari sebuah masakan tradisional ala rumahan dengan berbagai jenis bahan di dalamnya. 

Bahan-bahan yang terdapat pada hidangan ini sangat beragam, dimulai dari tahu, kentang, tempe, ikan asin, ikan teri, serta bahan lainnya. Umumnya, bahan-bahan yang terdapat pada masakan ini tidak terpaut pada satu resep saja. Bahan-bahan yang terdapat pada masakan ini cenderung bermacam-macam sesuai dengan selera dan ketersediaan sang pemasak. “Kalau sudah menggunakan kentang, maka tidak perlu tahu, jika sudah ada tempe dan tahu, maka tidak perlu kentang.” Ucap buk Lis, seorang penjual Samba Buruak-Buruak di daerah Bandes, Kota Padang.

 “Intinya tergantung ketersediaan bahan di dapur saya aja sih, kalau ada kentang ya kentang kalau ada tahu ya tahu, itu bebas sih, sesuai selera aja, tapi yang paling penting bagi saya sih harus ada Ikan Asinnya.” Ujar Buk Lis. 

Menurutnya, kehadiran Ikan Asin sebagai bahan dalam masakan ini, adalah inti utama dari identitas Samba Buruak-Buruak. Perpaduan antara kentang goreng, ikan asin, tempe, dan juga rimbang, dipadukan dengan Sambalado, adalah sebuah kombinasi dari ciri khas masakan rumahan di Minangkabau.

Bukan merupakan makanan yang mewah dan fancy, tetapi memiliki beribu alasan untuk berada di setiap dapur Minangkabau.



penulis: Pretti Sinta Mahendra

editor: Brenda Della Sanky

Previous Post Next Post