Sarden Kaleng: Sahabat Setia Anak Kos di Kala Lapar

 

https://food.detik.com/makanan-laut/d-6814730/resep-ikan-sarden-bumbu-thailand-yang-pedas-asam-menyegarkan

Padang – Aroma gurih bercampur sedikit amis langsung menyeruak begitu tutup kaleng terbuka. Bagi sebagian besar mahasiswa rantau alias anak kos di seantero Padang, pemandangan dan aroma ini sudah sangat familiar. Ya, inilah sarden kaleng, sang penyelamat di kala dompet menipis atau waktu memasak tak lagi bersisa. Lebih dari sekadar makanan instan, sarden telah menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak kos.


Bayangkan saja, setelah seharian berkutat dengan tugas kuliah yang menumpuk, perut keroncongan hebat, sementara persediaan mi instan sudah menipis. Di saat genting seperti inilah, sarden kaleng tampil sebagai pahlawan. Harganya yang relatif terjangkau, kemudahan penyajiannya yang tak perlu diragukan lagi, serta kandungan gizinya yang lumayan, menjadikannya pilihan utama.


"Sarden itu andalan banget," ujar Attila, mahasiswi semester enam di salah satu Mahasiswa di Padang. "Kalau lagi bokek atau lagi dikejar deadline tugas, sarden sama nasi panas udah paling nikmat. Tinggal buka kaleng, panasin sebentar, udah deh, kenyang."


https://resepkoki.id/resep/resep-ikan-salem-bumbu-sarden/

Kepraktisan sarden memang menjadi daya tarik utamanya. Tak perlu keahlian memasak tingkat tinggi untuk menyajikannya. Cukup dipanaskan di atas kompor atau bahkan disantap langsung dari kalengnya pun tak jadi soal bagi sebagian anak kos yang sudah terbiasa. Variasi rasa yang ditawarkan pun cukup beragam, mulai dari saus tomat klasik hingga saus cabai pedas yang menggugah selera.


Lebih dari sekadar pengisi perut, sarden juga menyimpan cerita dan kenangan tersendiri bagi anak kos. Tak jarang, sarden menjadi menu santap bersama di kala berkumpul dengan teman-teman kos. Suasana kebersamaan sambil menyantap nasi hangat dengan lauk sarden sederhana terasa begitu hangat dan akrab, mengalahkan hidangan mewah sekalipun.


"Dulu waktu awal-awal ngekos, sering banget makan sarden bareng teman-teman," kenang Vani, alumni salah satu perguruan tinggi di Padang yang kini sudah bekerja. "Patungan beli beberapa kaleng, terus dimakan rame-rame di kamar kos. Sederhana sih, tapi justru itu yang bikin kangen."


Namun, di balik kepraktisan dan harganya yang bersahabat, sarden kaleng juga tak luput dari perdebatan soal kandungan gizinya. Beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai makanan instan yang kurang sehat jika dikonsumsi terlalu sering. Akan tetapi, sarden sendiri merupakan sumber protein, omega-3, dan vitamin D yang cukup baik. Tinggal bagaimana pintar-pintarnya anak kos untuk menyeimbangkannya dengan asupan gizi dari sumber lain.


Terlepas dari segala pro dan kontra, sarden kaleng akan terus menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika kehidupan anak kos. Ia adalah simbol kemandirian, kreativitas dalam keterbatasan, dan tentu saja, penyelamat di kala lapar melanda. Di setiap sudut kamar kos di Padang, kaleng-kaleng sarden mungkin tersusun rapi di rak dapur, siap sedia menjadi andalan di saat yang tepat. Sederhana memang, namun begitu bermakna bagi mereka yang sedang berjuang jauh dari rumah.



penulis: Yasmine Olinda Zahra 

editor: Muharni Zain 

Previous Post Next Post