Sari Ratu: Nasi Padang Elegan yang Menembus Batas Negara

 

https://www.instagram.com/sariratuofficial?igsh=MXRtbXJkanp5bGx3Yw==

Halo, sobat Gen-Z! Siapa sangka, masakan khas Minang yang kita kenal dari warung nasi sederhana di pinggir jalan, ternyata bisa tampil elegan dan mendunia? Yap, itulah yang dilakukan oleh Restoran Sari Ratu, salah satu pelopor rumah makan Padang yang tidak hanya sukses di Indonesia, tetapi juga memiliki cabang hingga ke Malaysia dan Singapura. Cerita di balik kesuksesan ini penuh inspirasi dan tentu saja, membuat kita bangga akan kuliner asli Nusantara.


Semua berawal dari pasangan H. Auwines dan istrinya, Rosmaiyar, perantau asal Minang yang memulai usaha dari keahlian dapur sang istri. Restoran pertama dibuka di Ratu Plaza, Jakarta, pada tahun 1982. Nama “Sari Ratu” sendiri merupakan gabungan dari nama anak-anak mereka: Sisca, Anggi, Rama, dan Inna. Dengan konsep restoran bersih, rapi, dan pelayanan ramah, Sari Ratu jadi pionir rumah makan Padang di pusat perbelanjaan. Mereka menyasar segmen menengah ke atas tanpa mengurangi keautentikan cita rasa.


Menu andalan seperti rendang, ayam pop, dendeng balado, dan gulai kepala kakap jadi primadona. Cita rasanya yang kuat, kaya akan rempah, dan konsisten dari waktu ke waktu membuat pelanggan datang lagi dan lagi. Ditambah konsep penyajian yang lebih modern namun tetap mempertahankan keunikan nasi Padang, pengalaman makan di Sari Ratu terasa lebih eksklusif. Tak heran kalau banyak pejabat, artis, hingga turis asing jadi pelanggan setia.


Sukses di dalam negeri tidak membuat Sari Ratu puas. Sejak tahun 2001, mereka mulai ekspansi ke luar negeri dengan membuka cabang di Kuala Lumpur, Genting Highlands, dan Singapura, berkat kerja sama dengan pengusaha Minang di Malaysia. Inovasi pun terus berlanjut, anak pendiri, Inna Rossaria Auwines, kini mengelola Sari Ratu Kitchen yang menyasar generasi muda lewat konsep yang lebih kekinian namun tetap lekat dengan budaya Minang.


Sobat Gen-Z, kisah Sari Ratu membuktikan bahwa kuliner lokal punya potensi global. Dari dapur rumah hingga menembus pasar internasional, semuanya bisa terjadi saat kita mengelola warisan budaya dengan cinta dan strategi yang matang. Jadi, kapan terakhir kamu makan nasi Padang dengan bangga?



penulis: Aditia Saputra 

editor: Muharni Zain 

Previous Post Next Post