Halo
Sobat Gen-Z! Disini ada yang suka banget ngopi ngga nih? Di Sumatera
Barat, ada loh hidangan kopi tradisional tapi dibikin bukan dari biji kopi,
emang bisa ya? Bisa banget dong!! Ini dia, Aia Kawa. Aia Kawa adalah minuman
tradisional khas Minangkabau yang terbuat dari olahan daun kopi. Walaupun tidak
terbuat dari biji kopi, Aia Kawa tetap memiliki bau dan rasa yang tidak jauh
berbeda dengan kopi yang dibuat dari biji kopi, dan tentunya dengan segudang
manfaatnya seperti kaya akan antioksidan, rendah kafein, baik untuk jantung dan
baik untuk kesehatan sistem pencernaan.
Pada
zaman penjajahan, banyak dari rakyat kita yang tidak dapat merasakan hasil dari
hidangan rempah-rempah di negeri sendiri. Banyak dari mereka yang bahkan tidak
dapat merasakan cita rasa dari sebuah kopi dikarenakan pada masa itu minuman
kopi dianggap sangat berharga dan hanya diperuntukan untuk kalangan atas saja.
Maka dari itu, rakyat kita mulai mengolah daun kopi sebagai alternatif untuk
menikmati kopi pada masa itu.
Aia
Kawa terbuat dari olahan daun kopi yang disangrai sehingga menghasilkan tekstur
daun kering yang siap diseduh. Mula-mula, daun kopi dicuci bersih untuk
menghilangkan debu dan kotoran. Daun yang dipilih adalah daun dengan tingkat
kematangan yang sedang (tidak terlalu muda, tidak terlalu tua). Setelah dicuci
bersih, daun tersebut dijemur dibawah terik matahari hingga mengering. Setelah
daun tersebut mengering, maka akan lanjut ke proses menyangrai diatas wajan
yang terbuat dari tanah liat. Daun itu disangrai hingga kadar air pada daun
tersebut benar-benar hilang. Nah, setelah semua proses tadi, daun kopi yang
sudah disangrai diseduh dengan air panas dan siap dihidangkan.
Biasanya,
orang-orang pada zaman itu menyeduhnya diatas tempurung kelapa, sehingga
menciptakan cita rasa khas Minangkabau. Selain itu, Aia Kawa juga dapat
dinikmati dengan menambahkannya sedikit gula ataupun susu, tergantung selera
masing-masing. Simple banget kan?
Jadi
gimana Sobat Gen-Z? siap re-cook menu ini dirumah?
penulis: Pretti Sinta Mahendra
editor: Brenda Della Sanky