Di balik kepopuleran rendang dan sate Padang, Sumatera Barat menyimpan ragam camilan tradisional yang unik dan menggugah selera. Salah satunya adalah karupuak kuah, sajian khas yang memadukan kerupuk renyah dengan kuah kental berbumbu kaya.
Karupuak kuah biasanya dibuat dari kerupuk ubi tipis berwarna putih yang digoreng hingga garing. Kerupuk ini kemudian disiram dengan kuah kental berbahan dasar tepung beras, cabai giling, bawang putih, kunyit, dan sedikit garam. Kuah tersebut dimasak hingga bertekstur seperti bubur, menghasilkan cita rasa yang gurih dan khas.
Perpaduan antara kerupuk yang garing dan kuah yang kental menciptakan sensasi kontras yang unik di lidah—renyah di luar, lembut dan pedas di dalam. Hidangan ini sering ditemukan di pasar-pasar tradisional, sekolah, lapau (warung kopi), hingga warung kaki lima di tepi pantai. Harganya terjangkau, namun rasanya mampu meninggalkan kesan mendalam bagi siapa saja yang mencobanya.
Karupuak kuah berasal dari tradisi masyarakat Minang yang terbiasa mengolah bahan sederhana menjadi makanan lezat dan mengenyangkan. Diperkirakan camilan ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu, khususnya di lingkungan pasar dan sekolah. Meski asal usul pastinya belum tercatat secara resmi, karupuak kuah diyakini muncul sebagai solusi kreatif dari keterbatasan bahan pangan, namun tetap menjunjung tinggi rasa.
Camilan ini mencerminkan nilai-nilai khas masyarakat Minang: sederhana, hemat, namun penuh cita rasa. Di tengah maraknya makanan cepat saji dan kuliner modern, karupuak kuah tetap bertahan sebagai pilihan yang dicintai lintas generasi.
penulis: Attila Junita
editor: Ferdyan Siregar